Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Kenakalan Remaja
Penggunaan istilah untuk menyebutkan masa peralihan masa
dengan anak dewasa, ada yang menggunakan istilah puber ty ( Inggris ), puber
teit ( Belanda ), puber tasi ( Latin ), yang berarti kedewasaan yang di landasi
sifat tanda-tanda kelaki-lakian dan keperempuannan. Ada pula yang menyebutkan
istilah adolescent ( Latin ), yaitu masa muda. Istilah pubercenseyang berasal
dari pubisyang di maksud dengan pubishair atau mulai tumbuhnya rambut di
sekitar kemaluan. Istilah yang di pakai di Indinesia para ahli psikologis juga
bermacam-macam pendapat tentang devinisi remaja. Batasan remaja adalah masa
peralihan dari masa dewasa yang mengalami perkembangan semua aspek atau fungsi
untuk memasuki masa dewasa.
Akhir-akhir ini di beberapa media massa sering kita membaca tentang
perbuatan kriminalitas yang terjadi di negeri yang kita cintai ini. Ada anak
remaja yang meniduri ibu kandungnya sendiri, perkelahian antar pelajar,
tawuran, penyalah gunaan narkoba, minum-minumman keras, dan masih banyak lagi.
Kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari
anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudah lansia.
Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah
remaja, para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia
13-18 tahun. Pada usia tersebut,mereka sudah melalui masa kanak-kanak, namun
masih belum cukup matang untuk di katakan dewasa. Ia berada pada masa transisi
dan pencarian jati diri, yg sering melakukan perbuatan-perbuatan yang sering di
kenal dengan istilah kenakalan remaja. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku
yang menyimpang dari norma-norma hukum pidana yang di lakukan oleh remaja.
Perilaku tersebut akan merugikan dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya.
Masalah kenakalan remaja mulai mendapat perhatian masyarakat secara khusus sejak terbentuknya peradilan untuk anak-anak
nakal ( Juvenile Court ) pada tahun 1899 di illinois, Amerika Serikat. Beberapa
ahli mendevinisikan kenakalan remaja, sebagai berikut :
1.
Kartono, Ilmuwan
Sosiologi
Kenakalan remaja atau
dalam Bahasa Inggris di kenal dengan istilah Juvenile
Delinguenci merupakan gejala patologis
sosial pada remaja yang di sebabkan satu bentuk pengabaian sosial. Akibatnya,
mereka mengembangkan bentuk perilaku yang menyamping.
2.
Santroks
Kenakalan remaja
merupakan kumpulan dari berbagi perilaku remaja yang
tidak dapat di terima secara sosial
hingga terjadi tindakan kriminal.
Jenis-jenis
kenakalan remaja yang sering terjadi, yaitu :
1.
Tawuran antar pelajar
2.
Pergaulan yang bebas
3.
Mencoret-coret dinding sekolah
4.
Mencuri
5.
Bolos sekolah
6.
Sudah bisa mengenal/memakai narkoba
7.
Seks bebas
8.
Suka terlambat
9.
Suka berbohong kepada orang tua
10.
Berkelahi dengan teman
11.
Tidak menurut dengan guru
12.
Nonton majalah atau video pornografi
13.
Main game berlebihan
14.
Main judi
15.
Dan lain-lain
2.2
Penyebab Kenakalan Remaja
Ulah para remaja yang masih dalam tarap pencarian jati diri sering kali
mengusik ketenangan orang
lain. Kenakalan-kenakalan ringan yang mengganggu ketenteraman lingkungan
sekitar seperti sering keluar malam dan menghabiskan waktunya hanya untuk hura-hura seperti minum-minuman keras,
menggunakan obat-obatan, berkelahi, berjudi, dan lain sebagainya. Cukup banyak
faktor yang membelakangi terjadinya kenakalan remaja. Berbagai faktor yang ada
tersebut dapat di kelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal,
berikut ini penjelasan secara ringkas.
1.
Faktor Internal
a.
Krisis Identitas
Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya
Bentuk integrasi .
b.
Kontrol Diri Yang Lemah
Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang
dapat di terima akan
terseret pada perilaku “nakal”.
Hal-hal yang dapat di lakukan atau cara mengatasi
kenakalan remaja,yaitu :
1.
Perlu kasih sayang dari orang tua dalam
hal apa pun, karena dengan adanya rasa kasih sayang dari orang tua maka anak
akan merasa di perhatikan dan di bimbing oleh orang tuanya.
2.
Pengawasan yang perlu dan intensif
terhadap media komunikasi seperti, TV, radio, internet, handpone, dan
lain-lain.
3.
Perlu bimbingan kepribadian di
sekolah,karena di sekolah tempat anak lebih banyak menghabiskan waktunya selain
di rumah.
4.
Perlunya pembelajaran agama yang di lakukan
oleh orang tua kepada anak sejak dini sesuai dengan iman dan kepercayaan.
Kegagalan mencapai identitas peran dan lemahnya kontrol diri bisa di cegah
atau di atasi dengan prinsip keteladanan. Remaja harus bisa mendapatkan
sebanyak mungkin figur orang-orang dewasa yang telah melampaui masa remajanya
dengan baik dan juga mereka yang berhasil memperbaiki diri setelah sebelumnya
gagal pada tahap ini.
Adanya motivasi dari keluarga, guru, teman sebaya untuk
melakukan point pertama. Kemauan orang tua untuk menciptakan keluarga yang
harmonis, komunikatif, dan nyaman bagi remaja mendevinisikan remaja tidak
semudah itu yang di sebut kenakalan remaja.
2.
Faktor Eksternal
a.
Kurangnya perhatian dari
orang tua, serta kurangnya kasih sayang
Keluarga merupakan unit
sosial terkecil yang memberikan fondasi primer bagi
perkembangan
anak,keluarga juga tidak di ragukan bahwa keluarga memang peranan penting dalam
panutan pribadi remaja dalam menentukan masa depannya. Perceraian orang tua dan
perselisihan antara anggota keluarga bisa memicu perilaku negative terhadap
pada anak tersebut. Pendidikan yang salah dalam keluarga seperti terlalu
memanjakan anak,tidak memberikan pendidikan agama, dan lain-lain. Sedangkan
lingkungan sekitar dan sekolah ikut memberikan nuansa pada perkembangan anak.
Dr. Kartini Kartono juga berpendapat bahwasannya faktor
penyebab terjadinya kenakalan remaja, antara lain :
1.
Kurangnya mendapat perhatian, kasih
sayang dan tuntunan pendidikan orang tua, terutama bimbingan ayah, karena ayah
dan ibu masing-masing sibuk mengurusi permasalahan serta konflik batin sendiri.
2.
Kebutuhan fisik maupun psikis anak-anak
remaja yang tidak terpenuhi, keinginan dan harapan anak-anak tidak bisa
tersalur dan memuaskan atau tidak mendapat kompensasinya.
3.
Anak tidak pernah mendapat latihan
fisik dan mental yang sangat di perlukan untuk hidup normal.
Maka dengan demikian perhatian dan kasih sayang dari orang
tua merupakan
suatu dorongan yang
berpengaruh dalam kejiwaan seorang remaja dalam membentuk kepribadian dan sikap
sehari-hari. Jadi, perhatian dan kasih sayang dari orang tua merupakan penyebab terjadinya kenakalan remaja.
Sedangkan menurut Kumjofer dan Alvarado, faktor-faktor
atau penyebab kenakalan remaja, yaitu :
1.
Kurangnya sosialisasi dari orang tua
terhadap anak mengenai nilai moral dan sosial.
2.
Kurangnya pengawasan terhadap anak (
baik aktivitas pertemanan di sekolah atau pun di luar sekolah, dan lain-lain ).
3.
Kurangnya di siplin yang di terapkan
orang tua pada anak.
4.
Kemiskinan dan kekerasan dalam
lingkungan keluarga.
5.
Anak tinggal jauh dari orang tua dan
tidak ada pengawasan dari figur otoritas lain.
6.
Perbedaan budaya tentang anak, misalnya
pindah ke kota lain atau lingkungan baru.
7.
Adanya saudara atau keluarga yang
menggunakan obat-obat terlarang.
b.
Minimnya pemahaman
tentang keagamaan
Dalam kehidupan berkeluarga, kurangnya pembinaan agamamenjadi salah
satu faktor terjadinya
kenakalan remaja dalam pembinaan moral, agama mempunyai peranan yang sangat
penting karena nilai-nilai moral yang datangnya dari agama tidak berubah karena
perubahan waktu dan tempat. Pembinaan moral atau pun agama bagi remaja melalui
rumah tangga perlu di lakukan sejak kecil sesuai dengan umurnya karena setiap
anak yang di lahirkan belum mengerti mana yang benar dan mana yang salah, juga
belum mengerti mana batas-batas ketentuan moral dan lingkungannya. Karena itu,
pembinaan moral pada permulaannya di lakukan di rumah tangga dengan
latihan-latihan,nasehat-nasehat yang di pandang baik.
c.
Pengaruh dari lingkungan
Pengaruh ligkungan barat serta pergaulannya dengan teman sebayanya yang
sering mempengaruhi
untuk mencoba dan akhirnya malah
menjerumuskan ke dalam masalah. Lingkungan adalah faktor yang paling
mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Teman dan sahabat merupakan suatu kebutuhan
karena mereka lah yang dapat mengerti kita. Tetapi, tanpa kita sadari mereka
juga bisa menjerumuskan kita ke dalam hal-hal yang buruk.
d.
Tempat pendidikan
Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa
lembaga pendidikan atau
sekolah. Kenakalan remaja ini sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan
jam pelajaran kosong. Belum lama ini bahkan kita telah melihat di media adanya
kekerasan antar pelajar yang terjadi di
sekolahnya sendiri, ini adalah bukti bahwa sekolah juga bertanggung jawab atas
kenakalan dan dekadensi moral yang terjadi di negeri ini.
e.
Faktor kepribadian
Di masa modern ini, merokok merupakan suaatu pemandangan yang sangat tidak
asing. Kebiasaan merokok di anggap memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun
di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok sendiri maupun
orang-orang di sekitarnya. Berbagai kandungan zat terdapat di dalam rokok
memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Merokok adalah untuk
mendapat pengakuan ( Anticipatory ),untuk menghilangkan kekecewaan ( Reliefing
Beliefs ), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma (
Permissive Beliefs Fasilitatif ). Hal ini sejalan dengan kegiatan merokok yang
di lakukan oleh remaja yang biasanya di lakukan di depan orang lain, terutama
di lakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat terkain kepada kelompok
sebayanya atau kata lain terkait dengan kelompoknya. Orang mencoba untuk
merokok karena alasannya ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit
fisik atau siswa, membebaskan diri dari kebosanan.
Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
penggunaan obat-obatan ( termasuk rokok ) ialah konformitas sosial lebih mudah
menjadi pengguna di bandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah.
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang
berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia,dimana orang tua tidak begitu
memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah
untuk menjadi perokok di banding anak-anak muda yang berasal dari lingkungan
rumah tangga yang bahagia. Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak
remaja merokok maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok
juga demikian sebaliknya.
f.
Pengaruh dari iklan
Melihat iklan dan media massa di elektronik yang menampilkan gambaran
bahwa perokok lambing
kejahatan atau glamour, membuat remaja sering kali terpicu untuk mengikuti
perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut. Misalnya, perkelahian atau yang
sering di sebut tawuran, sering terjadi di antara pelajar. Bahkan bukan hanya
pelajar SMU/SMA,tapi juga sudah melandas sampai ke kampus-kampus. Ada yang
mengatakan bahwa berkelahi adalah hal yang wajar pada remaja. Di kota-kota
besar seperti Jakarta,Surabaya dan Medan, tawuran ini sering terjadi. Di
Jakarta misalnya ( Bimmas Polri Metro Jaya ), tahun 1992 tercatat 157 kasus
perkelahian pelajar. Tahun 1994 meningkat menjadi 183 kasus dengan menewaskan
10 pelajar, tahun 1995 terdapat 194 kasus dengan korban meninggal 13 pelajar
dan 2 anggota masyarakat lain. Tahun 1998 ada 230 kasus yang menewaskan 15
pelajar serta 2 anggota polri,dan tahun berikutnya korban meningkat dengan 37
korban tewas.
Terlihat dari tahun ke tahun jumlah perkelahian dan
korban cenderung meningkat. Jelas bahwa perkelahian pelajar ini merugikan
banyak pihak. Ada empat katagori dampak negatif dari perkelahian pelajar, yaitu
:
1.
Pelajar dan keluarga yang terlibat
Perkelahian sendiri jelas mengalami dampak negatif pertama bila mengalami
Cidera atau bahkan tewas.
2.
Rusaknya fasilitas umum
Misalnya, bus, halte, dan fasilitas lainnya, serta fasilitas pribadi
seperti kaca
toko dan kendaraan.
3.
Terganggunya proses belajar di sekolah
4.
Yang paling di khawatirkan para
pendidik
Adalah berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi, perdamaian dan
nilai-nilai hidup orang
lain.
Kekerasan adalah cara yang paling efektif untuk
memecahkan masalah mereka, dan karenanya untuk memilih melakukan apa saja agar
tujuannya tercapai.
Selain contoh kekerasan, juga ada contoh dari kenakalan
remaja, banyak remaja yang mencontoh cara berpakaian ke barat-baratan hingga
meniru pergaulan bebas orang barat yang sering mereka lihat di TV, atau dari
internet, Koran dan artikel. Dan juga banyak remaja yang sangat ingin tahu terhadap
video pornografi yang zaman sekarang sudah banyak tersebar melalui handpone,
internet, dan lain sebagainya. Akhirnya mereka melakukan seks bebas hingga tak
jarang dari mereka hamil di luar nikah.
Akibat Kenakalan Remaja
Saat ini hamper tidak terhitung berapa jumlah remaja yang melakukan
hal-hal negatif. Bahkan banyak sekali
kerugian yang terjadi,baik bagi remaja itu sendiri maupun orang-orang di
sekitar mereka. Remaja adalah seorang anak yang bisa di bilang berada pada usia
tanggung, mereka bukanlah anak kecil yang tidak mengerti apa-apa, tapi juga
bukan orang dewasa yang bisa dengan mudahnya akan membedakan mana yang baik dan
mana yang berakibat buruk. Remaja yang labil umumnya rawan sekali melakukan
hal-hal yang negatif, di sini peran orang tua harus mengontrol dan mengawasi
putra-putri mereka dengan melarang hal-hal tertentu. Namun, bagi sebagian anka
remaja,larangan-larangan tersebut malah di anggap hal yang buruk dan mengekang
mereka. Akibatnya, mereka akan memberontak dengan banyak cara. Tidak
menghormati, berbicara kasar pada orang tua, atau mengabaikan perkataan orang
tua adalah contoh kenakalan remaja dalam keluarga.
Dampak kenakalan remaja yangpaling nampak adalah dalam
hal pergaulan. Sampai saat ini, masih banyak para remaja yang terjebak dalam
pergaulan yang tidak baik. Mulai dari pemakaian obat-obatan terlarang sampai
seks bebas. Menyeret remaja pada sebuah pergaulan buruk memang relatif mudah,
dimana remaja sangat mudah di pengaruhi oleh hal-hal negatif yang menawarkan
kenyamanan semu. Akibata pergaulan bebas inilah remaja, bahkan keluarganya,
harus menanggung beban yang cukup berat. Dampak kenakalan remaja pasti akan
berimbas pada remaja tersebut. Bila tidak segera di tangani,ia akan tumbuh
menjadi sosok yang berkepribadian buruk. Remaja yang melakukan
kenakalan-kenakalan tertentu pastinya akan di hindari atau malah di kucilkan
oleh banyak orang. Remaja tersebut hanya akan di anggap sebagai pengganggu dan
orang yang tidak berguna. Akibat dari di kucilkannya ia dari pergaulan sekitar,
remaja tersebut bisa mengalami gangguan ke jiwaan. Yang di maksud gangguan ke
jiwaan bukan berarti gila, tapi ia akan merasa di kucilkan dalam hal
sosialisasi, merasa sangat sedih, atau malah akan membenci orang-orang di
sekitarnya.
Dampak kenakalan remajayang terjadi, tak sedikit keluarga
yang harus menanggung malu. Hal ini tentu sangat merugikan, dan biasanya anak
remaja yang sudah terjebak kenakalan remaja tidak akan menyadari tentang beban
keluarga. Masa depan yang suram dan tidak menentu dan bisa menunggu para remaja
yang melakukan kenakalan. Remaja yang terjebak dalam hal-hal negatif bukan
tidak mungkin akan memiliki keberanian untuk melakukan tindakan kriminal.
Mencuri demi uang atau merampok untuk mendapatkan barang berharga.
No comments